Sabtu, 27 Juni 2015



A.      Keputusan dan Tindakan Moral
Dari sudut /integritas saya adalah yang menjunjung nilai-nilai kejujuran, independensi dan nilai-nilai moral. Tidak lagi sebagai nilai-nilai sentral. Sungguh-sungguh kalau tidak berasal dari keputusan bebas manusia. Tetapi disini kebebasan dan tanggung jawab menjadi syarat mutlak dalam melakukan keputusan tindakan politik.
Integritas tidak hilang sebagai nilai-nilai yang saya anut. Dalam mengkoordinir kepentingan politik.
Dengan hati nurani, saya junjung nilai-nilai itu adalah hasrat yang menyeimbanan. Himbauan itu lebih kuat mendorong dari kesadaran hatiu nurani. Bahwa nilai-nilai integritas yang saya miliki membangun karakter saya, dalam melakukan kinerja. Bahwa, nilai yang saya anut menimbulkan suara hati yang nuntut kita mentaati aturan-aturan kaidah-kaidah dan nilai-nilai moral, undang-undang dan memuji kita bila dapat mewujudkan dalam tindakan.
Kaidah moral itu berlalu dan menjadi kewajiban bagi saya untuk mentaatinya. Karena kenyataan kesadaran moral yang menuntun laku dan nilai-nilai ini menyangkut pribadi manusia dan tanggung jawab sebagai pemimpin.
a.       Ada asas norma yang datang dari dalam diri manusia.
b.      Ada asas norma yang terdapat di luar diri manusia.
Ada banyak sekali norma-norma tidak berhenti pada norma-norma hukum dan norma moral.
Norma moral membuka langkah apakah perilaku kita seiring dengan tata nilai yang kita akui, atau tidak dalam konteks ajaran moral terkandung dalam nilai-nilai agama dan moral yang saya anut, pancasila membuka motivasi dan inspirasi supaya kita mematuhi norma-norma hukum, tanpa penekanan, atau paksaan dan kepada orang dilakukan pendekatan agar norma itu dijaga. Dapat dilakukan dengan landasan kesadaran, laku, yang kita perbuat sehari-hari.
Integritas yang saya miliki tidak terlepas dari pandangan moral yang saya akui. Dimana nilai moral yang saya anut tidak terpisah dengan nilai-nilai lainnya.
Karena setiap nilai dapat mempunyai bobot moral, bila diikutsertakan dalam tingkah laku moral. Tetapi apakah yang menjadi kehasan moral itu. Biasanya moral itu numpang kepada nilai-nilai, adat kebiasaan masyarakat yang dianut dan nampak seperti nilai moral yang tinggi. Persoalannya adalah bahwa nilai-nilai itu muncul atau ada sebelum tahapan moral. Sesuatu dikatakan bernilai, secara moral bila sudah ada tindakan. Ada suatu tindakan nyata apakah itu anarkis maupun susila.
Maka itu nilai moral itu berkaitan erat dengan keyakinan orang. Tanggung jawab hati nurani, yang bersifat otonom yang mewajibkan orang melakukan ini atau itu dan kewajiban-kewajiban formal lain.
Bahwa nilai-nilai itu berkaitanm dengan pribadi manusia, yang bertanggung jawan. Nilai-nilai moral itu mengakibatkan bahwa seseorang itu bersalah atau tidak bersalah. Idirnya sendiri menilainya dan masyarakat meyakininya. Karena ia bertanggungjawan pada masyarakat sedang bila ada akomodasi nilai-nilailain yang tidak begitu, maka tingkah lakunya juga berubah dan terpengaruh.

Pandangan saya tentang diri saya
Dalam memimpin orang lain saya akan melakukan pendekatan persuasif, sebagai tindakan kontrol luar, dengan mengendalikan dari dalam menilaikan perbuatan manakala yang bisa dan boleh ditembangkan. Dengan nilai etis ditinjau dari suasana batinnya :
A.
a.       Perbuatan sadar, tindakan yang menyengaja dilakukan pelaku
b.      Perbuatan tak sadar : tindakan di luar kontrol sukmanya.
Itu pengaruh perbuatan diri sendiri
B. Perbuatan oleh orang lain
Tindakan yang dilakukan  oleh karena pengaruh oleh orang luar. Pengaruh disini, dilancarkan berhubungan dengan adanya berbagai alasan yang dianggap perlu oleh pihak yang mempengaruhinya. Kuat lemahnya alasan orang itu merupakan bentuk pengaruh yang dilancarkan pengaruh itu. Bisa berupa saran, teguran, tindakan, anjuran, nasehat, tekanan, paksaan, peringatan bahkan ancaman.
Pengaruh-pengaruh tersebut selain kadang sebagai tekanan ataupun paksaan, dan peringatan atau ancaman. Bagi saya, masih bisa diambil ruang gerak dan memberi keleluasaan untuk berfikir pada subyek maupun objek, untuk memilih dan menentukan tindakan mana yang dipilih. Jadi masih ada hak melaksanakan kemauan bebasnya.
Maka itu atas dasar moral orang dipandang khusus dalam pengertian mengenai dampak baik dan buruk. Dengan kacamata masing-masing. Tapi yang jelas moral yang menjadi dasar kategori orang ada niat ada hak melaskanakan kemauan bebas.
Ketika kita dihadapkan pada dilema nilai-nilai pribadi dan integritas, kita berada dalam satu keputusan batin. Lalu sesudah itu dinyatakan melalui bahasa terhadap maslah tersebut. Lalu baru dapat difahami, lalu menjelma kepribadian murni. Disitulah nilai-nilai berlaku.
Ia memerlukan waktu, perumusan pengertian akan kejadian, penelusuran, penelitian menuju ke sasaran pengalaman. Dalam hubungannya dengan nilai etis, ini belaknya menjurus pada perbuatan, Perbuatan kitalah yang menjadi bahan tinjauan, kajian pembicaraan orang lain sebagai koridor penilaian.
Peninjauan tempat nilai-nilai etis itu ditempatkan dia menjadi objek pada saat mana etika mencoba trik-trik lainnya.
Dengan demikian saya bila mendapatkan satu masalah maka ada sistem nilai yang serta yang dianut masyarakat yang menjadi dasar acuan khusus dimana di dalamnya bergumul gejolak-gejolak aktifitas-aktifitas khusus yang heterogen yang berbeda. Pola berfikir dan bekerjanya misalnya mereka yang kelompok agraris pedesaan dan industri, perdagangan, perkotaan, yang terjadi pada umumnya dikota bersifat egois dan individual. Kalau di kota barometernya materi dan kalau di desa barometernya ketokohan, kelakuan dan kerukunan.
Maka saya akan memahami situasi khusus ini dengan melakukan, menentukan masalah, kemungkinan maslaah, mewancarainya, menganalisa, mendiskusikan dan menyimpulkannya.
Maka karena sikap dan langkah persoalan itu tidak lepas dari sifat subjektif. Baik itu sifat menentang, mendukung, ataupun menambah akan saya akomodir pendapat berbagai pihak. Walau subjektif atau inter subjektifitas orang.
Demikian beberapa pandangan saya dalam upaya mendeskripsikan pengalaman tentang integritas dan kualitas, karakter kepemimpinan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar