Hingga kini makamnya masih selalu
diziarahi, baik oleh pengikut tarekat Syaziliyah atau bukan; yang menganggapnya
sebagai waliyullah.
Karya Syekh Abul Hasan Ali Asy
Syadzili
• Majmu’atul Ahzab ( Kumpulan
Hizib-wirid )
• Mafakhirul ‘Aliyah
• Al Amin
• As Sirrul Jalil fi Khawashi
Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil
• Hizbus Syadzili ( partai terkenal
di Afrika )
Karomah Sayyidi Syekh Imam
Abul Hasan Ali Asy Syadzili
Sulthonul Auliya’ Syaikh Abul
Hasan Asy Syadzili ra adalah seorang yang dianugerahi karomah yang sangat
banyak, tidak ada yang bisa menghitung karomahnya kecuali Allah SWT. Dan
sebagian dari karomah beliau antara lain adalah :
Allah SWt menganugerahkan kepada
beliau kunci seluruh Asma-Asma, sehingga seandainya seluruh manusia dan jin
menjadi penulis beliau (untuk menulis ilmu-ilmu beliau) mereka akan lelah dan
letih, sedangkan ilmu beliau belum habis.
Beliau adalah sangat terpuji
akhlaqnya, sifat mudah menolong dan kedermawanannya dari sejak usia anak-anak
sampai ketika umur enam tahun telah mengenyangkan orang-orang yang kelaparan
pada penduduk Negara Tunisia dengan uang yang berasal dari alam ghoib (uang
pemberian Allah secara langsung kepada beliau.
Beliau didatangi Nabiyulloh Khidir
as untuk menetapkan “wilayatul adzimah” kepada beliau (menjadi seorang wali
yang mempunyai kedudukan tinggi) ketika beliau baru berusia enam tahun.
Beliau bisa mengetahui batin isi
hati manusia
Beliau pernah berbicara dengan
malaikat dihadapan murid-muridnya
Beliau menjaga murid-muridnya
meskipun di tempat yang jauh
Beliau mampu
memperlihatkan/menampakkan ka’bah dari negara Mesir
Beliau tidak pernah putus
melihat/menjumpai Lailatul Qodar semenjak usia baligh hingga wafatnya beliau.
Sehingga beliau berkata : Apabila Awal Puasa ramadhan jatuh pada hari Ahad maka
Lailatul Qodarnya jatuh pada malam 29, Awal Puasa pada hari Senin Lailatul
Qodarnya malam 21, Awal puasa pada hari Selasa Lailatul Qodarnya malam 27, Awal
puasa pada hari Rabu Lailatul Qodarnya malam 19, awal puasa pada hari Kamis
Lailatul Qodarnya malam 25, awal puasa pada hari jum’at maka Lailatul Qodarnya
pada malam 17, sedangkan bila awal puasa pada hari Sabtu maka Lailatul Qodarnya
jatuh pada malam 23.
Barang siapa yang meninggal dan
dikubur sama dengan hari meninggal dan dikuburkannya beliau, maka Allah akan
mengampuni seluruh dosanya
Doa Beliau Mustajabah (dikabulkan
oleh Allah SWT)
Beliau tidak pernah terhalang sekejap
mata pandangannya dari Rasulullah saw selama 40 tahun (artinya beliau selalu
berjumpa dengan Rasulullah selama 40 tahun)
Beliau dibukakan (oleh Allah) bisa
melihat lembaran buku murid-murid yang masuk kedalam thoriqohnya, padahal lebar
bukunya tersebut berukuran sejauh mata memandang. Hal ini berlaku bagi orang
yang langsung baiat kepada beliau dan juga bagi orang sesudah masa beliau
sampai dengan akhir zaman. Dan seluruh murid-muridnya (pengikut thoriqohnya)
diberi karunia bebas dari neraka. Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra sungguh
telah digembirakan diberi karunia, barang siapa yang melihat beliau dengan rasa
cinta dan rasa hormat tidak akan mendapatkan celaka.
Beliau menjadi sebab keselamatan
murid-muridnya/pengikutnya (akan memberikan syafaat di akhirat)
Beliau berdo’a kepada Allah SWT,
agar menjadikan tiap-tiap wali Qutub sesudah beliau sampai akhir zaman diambil
dari golongan thoriqohnya. Dan Allah telah mengabulkan Do’a beliau tersebut.
Maka dari itu wali Qutub sesudah masa beliau sampai akhir zaman diambil dari
golongan pengikut beliau.
Syaikh Abul Abbas Al Mursi ra
berkata : “Apabila Allah SWT menurunkan bala/bencana yang bersifat umum maka
pengikut thoriqoh syadziliyah akan selamat dari bencana tersebut sebab karomah
syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra”.
Syaikh Syamsudin Al-Hanafi ra
mengatakan bahwa pengikut thoriqoh syadziliyah dikaruniai kemulyaan tiga macam
yang tidak diberikan pada golongan thoriqoh yang lainnya :
a. Pengikut thoriqoh Syadziliyah
telah dipilih di lauhil mahfudz
b. Pengikut thgoriqoh syadziliyah
apabila jadzab/majdub akan cepat kembali seperti sedia kala.
c. Seluruh Wali Qutub yang diangkat
sesudah masa syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra akan diambil dari golongan ahli
thoriqoh Sadziliyah.
Apabila beliau mengasuh/mengajar
murid-muridnya sebentar saja, sudah akan terbuka hijab.
Pada suatu ketika, Sultan Abi
Zakaria dikejutkan dengan berita bahwa budak perempuan yang paling disenangi
dan paling dibanggakan terserang penyakit langsung meninggal. Ketika mereka
sedang sibuk memandikan budak itu untuk kemudian dishalati, mereka lupa bara
api yang masih menyala di dalam gedung. Tanpa ampun bara api tadi melalap
pakaian, perhiasan, harta kekayaan, karpet dan kekayaan lainnya yang tidak bisa
terhitung nilainya.
Sembari merenung dan mengevaluasi
kesalahan masa lalu, Sultan yang pernah menahan Syekh Syadzili karena hasudan
qadhi Abul Qosim tersadar bahwa kejadian-kejadian ini karena sikap dia terhadap
Syekh Abu al-Hasan. Dan demi melepaskan ‘kutukan’ ini saudara Sultan yang
termasuk pengikut Syekh Abu al-Hasan meminta maaf kepada Syekh, atas perlakuan
Sultan kepadanya. Cerita yang sama juga dialami Ibnu al-Barra. Ketika mati ia
juga banyak mengalami cobaan baik harta maupun agamanya.
Di antara karomahnya adalah, Abul
Hasan berkata, “Ketika dalam suatu perjalanan aku berkata, “Wahai Tuhanku,
kapankah aku bisa menjadi hamba yang banyak bersyukur kepada-Mu?, kemudian
beliau mendengar suara , “Yaitu apabila kamu berpendapat tidak ada orang yang
diberi nikmat oleh Allah kecuali hanya dirimu. Karena belum tahu maksud
ungkapan itu aku bertanya, “Wahai Tuhanku, bagaimana saya bisa berpendapat
seperti itu, padahal Engkau telah memberikan nikmat-Mu kepada para Nabi, ulama’
dan para penguasa.
Suara itu berkata kepadaku,
“Andaikata tidak ada para Nabi, maka kamu tidak akan mendapat petunjuk,
andaikata tidak ada para ulama’, maka kamu tidak akan menjadi orang yang taat
dan andaikata tidak ada para penguasa, maka kamu tidak akan memperoleh
keamanan. Ketahuilah, semua itu nikmat yang Aku berikan untukmu”.
Di antara karomah sudi agung ini
adalah, ketika sebagian para pakar fiqh menentang Hizib Bahr, Syekh Syadzili
berkata, “Demi Allah, saya mengambil hizib tersebut langsung dari Rasulullah
saw harfan bi harfin (setiap huruf)”.
Di antara karomah Syekh Syadzili adalah,
pada suatu ketika dalam satu majlis beliau menerangkan bab zuhud. Beliau waktu
itu memakai pakaian yang bagus. Ketika itu ada seorang miskin ikut dalam majlis
tersebut dengan memakai pakaian yang jelek. Dalam hati si miskin berkata,
“Bagaimana seorang Syekh menerangkan bab zuhud sedangkan dia memakai pakaian
seperti ini?, sebenarnya sayalah orang yang zuhud di dunia”.
Tiba-tiba Syekh berpaling ke arah si
miskin dan berkata, “Pakaian kamu ini adalah pakaian untuk menarik simpatik
orang lain. Dengan pakaianmu itu orang akan memanggilmu dengan panggilan orang
miskin dan menaruh iba padamu. Sebaliknya pakaianku ini akan disebut orang lain
dengan pakaian orang kaya dan terjaga dari meminta-minta”.
Sadar akan kekhilafannya, si miskin
tadi beranjak berlari menuju Syekh Syadzili seraya berkata, “Demi Allah, saya
mengatakan tadi hanya dalam hatiku saja dan saya bertaubat kepada Allah, ampuni
saya Syekh”. Rupanya hati Syekh terharu dan memberikan pakaian yang bagus
kepada si miskin itu dan menunjukkannya ke seorang guru yang bernama Ibnu ad
Dahan. Kemudian syekh berkata, “Semoga Allah memberikan kasih sayang-Nya
kepadamu melalui hati orang-orang pilihan. Dan semoga hidupmu berkah dan
mendapatkan khusnul khatimah”.
Rasulullah saw memberikan izin
bagi orang yang berdo’a Kepada Allah SWT dengan bertawasul kepada Syaikh Abul
Hasan Asy Syadzili.
Pendapat Ulama tentang Syekh
Abul Hasan Ali Asy Syadzili
• Al-Manawi berkata : ketika
ditanya orang siapa Syekh nya; Syekh Abu Hasan Ali menjawab : “Adapun pada masa
lalu, Syekh Abdus Salam Masyisy, sekarang aku minum dari sepuluh lautan, lima
diantaranya di langit dan lima di bumi.”
• Al-Mursi berkata : “Allah swt
pernah membukakan tabir pemandanganku, maka Ku lihat Syekh Abu Madyan
bergantung di tiang Arasy. Aku mengajukan pertanyaan :
”Berapa banyak ilmu anda?”
Dia menjawab :”71”
Aku bertanya lagi : “Apa Jabatanmu?”
Dia menjawab :”Khalifah keempat dan
pemimpin 7 wali Abdal
Kutanya lagi :”Bagaimana pendapatmu
tentang Abu Hasan
Asy-Syazili?”
Dia menjawab :”Dia lebih dari padaku
dengan 40 Ulama, dia
Adalah samudera tidak bertepi.”
• Abu Abdullah As-Syatibi berkata :
“ Aku setiap malam mengadakan hubungan dengan Syekh Abu Hasan beberap kali. Aku
mohon berbagai hajat kepada Allah swt, dengan perantaraannya. Ternyata hajatku
dikabulkan Allah swt. Pada suatu malam, aku bermimpi bertemu Rasulullah saw.
Aku bertanya kepada beliau :
”Wahai Rasulullah saw, relakah
rasul kepada Abu Hasan. Aku selalu bermohon kepada Allah swt dengan perantaraan
beliau, ternyata doa’ ku makbul. Bagaimana pendapat Rasulullah tentang dirinya?
Beliau bersabda :
“Abu Hasan itu adalah putraku,
secara rohaniah. Anak adalah bagian dari Ayah. Siapa yang berpegang kepada
sebagian, berarti sesungguhnya berpegang pada semua. Apabila kamu meminta
kepada Allah swt dengan perantaraan Syekh Abu Hasan, maka sesungguhnya kamu
telah memohon kepada Allah swt dengan perantaraanku.”
Wasiat dan Nasihat Syekh Abul
Hasan Ali Asy Syadzili
• Jika Kasyaf bertentangan
dengan Al Qur’an dan Sunah, tinggalkanlah Kasyaf dan berpeganglah pada Al
Qur’an dan Sunah. Katakana pada dirimu : Sesungguhnya Allah swt menjamin
keselamatan saya dalam kitabnya dan sunah Rasulnya dari kesalahan, bukan dari
Kasyaf, Ilham, maupun Musyahadah sebelum mencari kebenarannya dalam Al Qur’an
dan Sunah terlebih dahulu.
• Kembalilah dari menentang
Allah swt, maka engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah sesuai dengan
rukun-rukun Syara’, maka engkau menjadi Ahli Sunah. Gabungkanlah keduanya, maka
engkau menuju kesejatian.
• Jika engkau menginginkan
bagian dari anugerah para wali, berpalinglah dari manusia kecuali dia
menunjukkanmu kepada Allah swt dengan cara yang benar dan tidak bertentangan
dengan Al Qur’an dan Sunah.
• Seandainya kalian mengajukan
permohonan kepada Allah swt, sampaikan lewat Imam Abu Hamid Muhammad Al
Ghazali. Kitab Ihya Ulumuddin Al Ghazali mewariskan Ilmu; sedangkan Qutub Qulub
Al Makki mewariskan cahaya kepada kalian.
• Ketuklah pintu zikir dengan
hasrat dan sikap sangat membutuhkan kepada Allah swt melalui kontemplasi,
menjauhkan diri segala hal selain Allah swt. Lakukanlah dengan menjaga rahasia
batin, agar jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh nafas dan jiwa, sehingga
kalian memilki kekayaan rohani. Tuntaskan lisanmu dengan berzikir, hatimu untuk
tafakur dan tubuhmu untuk menuruti perintah-Nya. Dengan demikian kalian bisa
tergolong orang-orang saleh.
• Manakala zikir terasa berat
di lisanmu, sementara pintu kontemplasi tertutup, ketahuilah bahwa hal itu
semata-mata karena dosa-dosamu atau kemunafikan dalam hatimu. Tak ada jalan
bagimu kecuali bertobat, memperbaiki diri, hanya menggantungkan diri kepada
Allah swt dan ikhlas beragama
Dasar-dasar ajaran Syekh Abul Hasan
Ali Asy Syadzili bahwa seseorang yang ingin mendalami ajaran tasawuf, maka
terlebih dahulu harus mendalami dan memahami ajaran Syari’ah. Beliau
mengajarkan ajaran Tasawuf kepada murid-muridnya dengan menggunakan 7 kitab;
yaitu :
1. Khatam Al Auliyah karya Al Hakim
At Tirmidzi ( menguraikan tentang masalah kewalian dan Kenabian )
2. Al Mawaqif wa Al Mukhatabah karya
Syekh Muhammad bin Abdul Jabbar An Nifari ( menguraikan tentang kerinduan Tokoh
sufi kepada Allah SWT )
3. Qutub Qulub karya Abu Tholib Al
Makki ( menguraikan pandangan tokoh sufi yang menjelaskan Syari’at dan hakikat
bersatu )
4. Ihya Ulumuddin karya Imam Abu
Hamid Muhammad Al Ghazali ( Paduan antara Syari’at dan Tasawuf )
5. Al Syifa’ karya Qadhi Iyadh (
dipergunakan untuk mengambil sumber Syarah-syarah dengan melihat tasawuf dari
sudut pandang Ahli Fiqih )
6. Ar Risalah Qusyairiyah karya Imam
Qusyairi ( dipergunakan beliau untuk permulaan dalam pengajaran Tasawuf )
7. Ar Muhararul Wajiz dan Al Hikam
karya Ibnu Aththa’illah ( melengkapi pengetahuan dalam pengajian ).
Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili
wafat pada tahun 656 H / 1258 M di Homaithira, Mesir. Hingga kini makamnya
masih selalu diziarahi, baik oleh pengikut tarekat Syaziliyah atau bukan; yang
menganggapnya sebagai waliyullah. Karya Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili •
Majmu’atul Ahzab ( Kumpulan Hizib-wirid ) • Mafakhirul ‘Aliyah • Al Amin • As
Sirrul Jalil fi Khawashi Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil • Hizbus Syadzili (partai
terkenal di Afrika)
Pendapat Ulama tentang Syekh
Abul Hasan Ali Asy Syadzili • Al-Manawi berkata : ketika ditanya orang siapa
Syekh nya; Syekh Abu Hasan Ali menjawab: “Adapun pada masa lalu, Syekh Abdus
Salam Masyisy, sekarang aku minum dari sepuluh lautan, lima diantaranya di
langit dan lima di bumi.”
•Al-Mursi berkata : “Allah SWT
pernah membukakan tabir pemandanganku, maka Ku lihat Syekh Abu Madyan
bergantung di tiang Arasy. Aku mengajukan pertanyaan : ”Berapa banyak ilmu
anda?” Dia menjawab :”71” Aku bertanya lagi : “Apa Jabatanmu?” Dia
menjawab :”Khalifah keempat dan pemimpin 7 wali Abdal Kutanya lagi :”Bagaimana
pendapatmu tentang Abu Hasan Asy-Syazili?” Dia menjawab :”Dia lebih dari padaku
dengan 40 Ulama, dia adalah samudera tidak bertepi.”
• Abu Abdullah As-Syatibi berkata: “
Aku setiap malam mengadakan hubungan dengan Syekh Abu Hasan beberap kali. Aku
mohon berbagai hajat kepada Allah SWT, dengan perantaraannya. Ternyata hajatku
dikabulkan Allah SWT. Pada suatu malam, aku bermimpi bertemu Rasulullah saw.
Aku bertanya kepada beliau : ”Wahai Rasulullah saw, relakah rasul kepada Abu
Hasan. Aku selalu bermohon kepada Allah SWT dengan perantaraan beliau, ternyata
doa’ ku makbul. Bagaimana pendapat Rasulullah tentang dirinya?
Beliau bersabda : “Abu Hasan itu
adalah putraku, secara rohaniah. Anak adalah bagian dari Ayah. Siapa yang
berpegang kepada sebagian, berarti sesungguhnya berpegang pada semua. Apabila
kamu meminta kepada Allah SWT dengan perantaraan Syekh Abu Hasan, maka
sesungguhnya kamu telah memohon kepada Allah SWT dengan perantaraanku.” Wasiat
dan Nasihat Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili
• Jika Kasyaf bertentangan dengan Al
Qur’an dan Sunah, tinggalkanlah Kasyaf dan berpeganglah pada Al Qur’an dan
Sunah. Katakan pada dirimu : Sesungguhnya Allah SWT menjamin keselamatan saya
dalam kitabnya dan sunah Rasulnya dari kesalahan, bukan dari Kasyaf, Ilham,
maupun Musyahadah sebelum mencari kebenarannya dalam Al Qur’an dan Sunah
terlebih dahulu.
• Kembalilah dari menentang Allah
SWT, maka engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah sesuai dengan rukun-rukun
Syara’, maka engkau menjadi Ahli Sunah. Gabungkanlah keduanya, maka engkau
menuju kesejatian.
• Jika engkau menginginkan bagian
dari anugerah para wali, berpalinglah dari manusia kecuali dia menunjukkanmu
kepada Allah SWT dengan cara yang benar dan tidak bertentangan dengan Al Qur’an
dan Sunah.
• Seandainya kalian mengajukan
permohonan kepada Allah SWT, sampaikan lewat Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali.
Kitab Ihya Ulumuddin Al Ghazali mewariskan Ilmu; sedangkan Qutub Qulub Al Makki
mewariskan cahaya kepada kalian.
• Ketuklah pintu zikir dengan hasrat
dan sikap sangat membutuhkan kepada Allah SWT melalui kontemplasi, menjauhkan
diri segala hal selain Allah SWT. Lakukanlah dengan menjaga rahasia batin, agar
jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh nafas dan jiwa, sehingga kalian memilki
kekayaan rohani. Tuntaskan lisanmu dengan berzikir, hatimu untuk tafakur dan
tubuhmu untuk menuruti perintah-Nya. Dengan demikian kalian bisa tergolong
orang-orang saleh.
• Manakala zikir terasa berat di
lisanmu, sementara pintu kontemplasi tertutup, ketahuilah bahwa hal itu
semata-mata karena dosa-dosamu atau kemunafikan dalam hatimu. Tak ada jalan
bagimu kecuali bertobat, memperbaiki diri, hanya menggantungkan diri kepada
Allah SWT dan ikhlas beragama.
Sulthonul Auliya’ Syaikh Abul
Hasan Asy Syadzili ra adalah seorang yang dianugerahi karomah yang sangat
banyak, tidak ada yang bisa menghitung karomahnya kecuali Allah SWT. Dan
sebagian dari karomah beliau antara lain Allah SWT menganugerahkan kepada
beliau kunci seluruh Asma-Asma, sehingga seandainya seluruh manusia dan jin
menjadi penulis beliau (untuk menulis ilmu-ilmu beliau) mereka akan lelah dan
letih, sedangkan ilmu beliau belum habis.
Beliau adalah sangat terpuji
akhlaqnya, sifat mudah menolong dan kedermawanannya dari sejak usia anak-anak
sampai ketika umur enam tahun telah mengenyangkan orang-orang yang kelaparan
pada penduduk Negara Tunisia dengan uang yang berasal dari alam ghoib (uang
pemberian Allah secara langsung kepada beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar