Sabtu, 27 Juni 2015

nature5

nature 5



Menurut sumber yang didapat ada beberapa cara yang dapat kita lakukan:
Pertama: hadapilah setiap masalah yang datang dengan tetap berpikiran positif. Berusaha untuk mencari jalan keluar adalah kunci keberhasilan menghadapi masalah tersebut.
Kedua : Kenali penyebab ketegangan/stres . Penyebab ketegangan atau stres bisa teridentifikasi, bisa juga tidak. Diketahui tidaknya penyebab stres tetap harus membuat kita tetap sadar bahwa ketegangan akan selalu kita jumpai selama kita menjalani berbagai aktivitas. Hendaknya kita selalu berpikir logis dan positif terhadap semua stres/ketegangan yang ada, sehingga dengan otomatis kita sudah mempersiapkan diri menghadapi ketegangan tersebut.
Ketiga : Biasakan hidup sehat Makan dengan gizi seimbang. Berusahalah mempertahankan aktifitas yang kreatif seperti olah raga dan rekreasi, Hindari rokok dan minuman keras, Cukup istirahat dan tidur.
Keempat : Tetaplah memelihara hubungan persahabatan dan sosial dengan orang-orang diluar lingkungan kerja, misalnya tetangga, kerabat dekat, serta melibatkan diri dalam aktivitas yang berguna seperti kegiatan sosial dan keagamaan.
Jadi seandainya kita dapat melakukan cara-cara tersebut maka kita dapat Mmningkatkan : Sistim kekebalan tubuh, Daya ingat dan daya pikir, Kualitas tidur, Kualitas hubungan sosial,Kualitas hubungan seksualitas,Produktifitas,Lingkungan kerja yang sehat dan dinamis, Dan kita juga dapat mengurangi resiko terkena penyakit seperti jantung dan stroke. Hrd_
(Ini adalah tulisan pertama dalam blog ini, diambil dari beberapa sumber.red
sebagian pasangan, permasalahan hubungan antara menantu dengan mertua seringkali menjadi pemicu timbulnya konflik antara suami dengan istri atau sebaliknya. Meksipun di masa kini sudah banyak pasangan yang tidak lagi tinggal serumah dengan mertua (pondok mertua indah), namun hal tersebut bukan berarti bahwa masalah menantu -mertua tidak lagi terjadi. Hal ini mengingat bahwa sebagai anggota dari suatu keluarga besar, maka mertua dan menantu pasti akan sering bertemu dan saling berinteraksi, misalnya pada saat perayaan ulang tahun, hari raya atau ketika menengok cucu (bagi sang mertua) atau menengok nenek (bagi sang cucu). Dalam menyikapi masalah menantu dengan mertua, mungkin ada yang berkata: “Ah, gua sich cuek aja!” atau “Enggak gua pikirin tuh!” atau sikap tidak peduli lainnya. Awalnya sikap-sikap tersebut mungkin bisa berhasil atau mungkin dianggap sebagai hal yang biasa, tetapi jika tidak segera disadari dan diambil tindakan nyata, maka cepat atau lambat permasalahan ini tentu akan memiliki dampak yang tidak menyenangkan baik bagi mertua dan menantu maupun bagi seluruh anggota keluarga besar.Bagi sebagian pasangan, permasalahan hubungan antara menantu dengan mertua seringkali menjadi pemicu timbulnya konflik antara suami dengan istri atau sebaliknya. Meksipun di masa kini sudah banyak pasangan yang tidak lagi tinggal serumah dengan mertua (pondok mertua indah), namun hal tersebut bukan berarti bahwa masalah menantu -mertua tidak lagi terjadi. Hal ini mengingat bahwa sebagai anggota dari suatu keluarga besar, maka mertua dan menantu pasti akan sering bertemu dan saling berinteraksi, misalnya pada saat perayaan ulang tahun, hari raya atau ketika menengok cucu (bagi sang mertua) atau menengok nenek (bagi sang cucu). Dalam menyikapi masalah menantu dengan mertua, mungkin
Mengapa permasalahan seperti ini bisa terjadi dan bagaimana cara menanganinya sehingga hubungan antara menantu dengan mertua dapat berlangsung harmonis? Tulisan ini untuk memberikan gambaran mengapa masalah ini terjadi dan diakhiri dengan beberapa saran untuk memperbaiki hubungan yang mungkin sudah terlanjur tidak harmonis.
Menantu Perempuan vs Mertua Perempuan
Sub judul diatas amat menarik untuk dicermati. Biasanya pertanyaan yang muncul di benak pembaca adalah mengapa yang menjadi sorotan hanya menantu perempuan dan mertua perempuan. Jawabannya adalah karena kasus-kasus yang sering terdengar biasanya lebih banyak melibatkan menantu perempuan dan mertua perempuan. namun demikian, hal ini tentu tidak bisa diartikan bahwa menantu lelaki tidak pernah menghadapi masalah dengan mertua lelaki maupun mertua perempuan atau antara menantu perempuan dengan mertua lelaki.
Mengapa jarang terdengar (meskipun ada) masalah antara menantu lelaki dengan mertua perempuan, atau menantu perempuan dengan mertua lelaki, atau menantu lelaki dengan mertua lelaki? Pertanyaan ini mungkin dapat dijawab dengan argumentasi klasik bahwa lelaki dan perempuan pada dasarnya memang memiliki perbedaan. Menurut John Gray dalam bukunya Men Are From Mars, Women Are From Venus, perbedaan mendasar antara lelaki dengan perempuan dapat digambarkan sebagai berikut:
Lelaki :
  • Sense of self dinilai dari prestasi Lebih berorientasi pada tugas
  • Mandiri, Minta bantuan dapat diartikan sebagai lemah
  • Fokus pada tujuan
  • Bersaing
  • Mengandalkan kemampuan analisis
  • Cara pikir Linear: fokus pada satu hal dalam satu waktu, dan terkotak-kotak
    Bertindak
  • Merasa lebih baik dengan menyelesaikan masalahnya
    Saat stress: cenderung menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan atau
    menarik diri.
  • Kebutuhan utama: dihormati
    (dipercaya, diterima, dihargai, dikagumi, diteguhkan, didukung).
  • Kata-kata digunakan untuk menyampaikan fakta dan informasi
Perempuan :
  • Sense of self dinilai dari kemampuan membina hubungan, Lebih berorientasi pada hubungan
  • Saling tergantung
    Minta bantuan berarti menghormati orang yang dimintai bantuan
  • Menikmati proses
  • Bekerjasama
  • Mengandalkan kemampuan intuisi
    Multi-tasking: berkutat dengan hal-hal kecil dalam satu waktu, dan sambung-menyambung (seperti gulungan benang)
  • Berbicara
    Merasa lebih baik dengan membicarakan masalahnya
  • Saat stress: semakin terlibat dengan orang lain, lebih banyak berbicara agar dapat
    didengarkan dan dimengerti
  • Kebutuhan utama: di-ayom-i
    (diperhatikan secara lembut, dimengerti, dihormati, dilindungi, diteguhkan, penghiburan).
  • Kata-kata merupakan sesuatu yang alami, sama halnya seperti bernafas
Dengan melihat beberapa perbedaan diatas, tentunya dapat dimengerti mengapa masalah menantu–mertua kebanyakan terjadi diantara kaum perempuan. Permasalahan yang terjadi seringkali cukup sulit diatasi, bahkan bagi mereka yang terlalu larut didalam masalah ini hubungannya dengan suami bisa menjadi rusak dan tidak mesra lagi. Apalagi jika suami tidak bisa menjadi pendamai karena merasa terjepit ditengah-tengah istri dan orangtua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar